Judul Blog

Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net

sd

Bckground slide

Change Background of This Blog!


Pasang Seperti Ini

Sabtu, 28 Januari 2012









Nabi Nuh adalah Nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris.

Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya

Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah" masa kekosongan diantara dua Rasul dimana biasanya manusia secara berangsur-angsur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh Nabi yang meninggalkan mereka dan kembali syirik meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemunkaran dan kemaksiatan dibawah pimpinan iblis.
Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang ditengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai Tuhan-Tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan. Berhala-berhala yang dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan gaib diatas manusia itu diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera kebodohan mereka. Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka "Wadd" dan "Suwa", kadangkala "Yaguts" dan bila sudah bosan digantinya dengan nama "Yatuq" dan "Nasr".
Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid menyembah kepada Allah Tuhan semesta alam melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemunkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh Syaitan dan iblis.
Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada diatas dan dibawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pergantian malam menjadi siang dan sebaliknya. Semua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri. Disamping itu Nabi Nuh juga memberitahukan kepada mereka bahwa akan ada ganjaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya didunia yaitu surga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang berupa kemunkaran dan kemaksiatan.
Nabi Nuh yang dikaruniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang Nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadangkala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya.
Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tenaganya berdakwah kepada kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecakapan dan kesabaran dalam setiap kesempatan, siang maupun malam dengan cara bersembunyi atau terang-terangan dan terbuka hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dapat menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya, yang menurut sementara riwayat tidak melebihi seratus orang. Mereka pun terdiri dari orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah, sedangkan orang yang kaya raya, berkedudukan tinggi dan terpandang dalam masyarakat, yang merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh , mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas agamanya dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan menggagalkan usaha dakwah Nabi Nuh.
Berkata mereka kepada Nabi Nuh: "Bukankah engkau hanya seorang daripada kami dan tidak berbeda daripada kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah akan mengutus seorang Rasul yang membawa perintah-Nya, niscaya ia akan mengutuskan seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan manusia biasa seperti engkau hanya dapat diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani, orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka seperti sampah masyarakat. Pengikut-pengikutmu adalah orang-orang yang tidak mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan sunggh-sungguh benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu itu. Jika agama yang engkau bawa dan ajaran-ajaran yang engkau berikan kepada kami itu betul-betul benar, niscaya kamilah dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang yang mengemis pengikut-pengikutmu itu. Kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang luas dan dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudah bagi kami menerima ajakanmu dan dakwahmu. Engkau tidak mempunyai kelebihan diatas kami tentang soal-soal kemasyarakatan dan pergaulan hidup. Kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui daripadamu tentang hal itu semuanya. Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan bahwa engkau adalah pendusta belaka.
Nuh berkata, menjawab ejekan dan mengolok-olokkan kaumnya: "Adakah engkau mengira bahwa aku dapat memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahwa aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yang beriman jika kamu tetap menolak ajakanku dan tetap tidak percaya terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahankan pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakkan karena kedudukan dan harta benda yang kamu miliki. Aku hanya seorang manusia yang mendapat amanah dan diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kamu. Jika kamu tetap keras kepala dan tidak mau kembali ke jalan yang benar dan menerima agama Allah yang diutuskan-Nya kepadaku maka Allah yang akan menentukan hukuman-Nya dan ganjaran-Nya atas dirimu. Aku hanya utusan dan Rasul-Nya yang diperintah untuk meyampaikan amanah-Nya kepada hamba-hambanya. Dialah yang berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau menurunkan adzab dan siksaan-Nya atas dirimu sekalian jika Ia kehendaki. Dialah pula yang berkuasa menurunkan siksa dan adzab-Nya didunia atau menundakannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam semesta ini, Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan berkata: "Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi dorongan dan semangat kepada kamu dan kepada agama yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani, buruh, dan hamba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dari pergaulanmu karena kami tidak dapat bergaul dengan mereka duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. Dan bagaimana kami dapat menerima satu agama yang mensama ratakan para bangsawan dan para awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang miskin".
Nabi Nuh menolak persyaratan kaumnya dan berkata: "Risalah dan agama yang aku bawa adalah untuk semua orang tiada pengecualian, yang pandai maupun yang bodoh, yang kaya maupun miskin, majikan ataupun buruh, diantara penguasa dan rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan dan tempat yang sama terhadap agama dan hukum Allah. Andai kata aku memenuhi persyaratan kamu dan mengabulkan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang setia itu, maka siapakah yang dapat kuharapkan untuk meneruskan dakwahku kepada masyarakat lain dan bagaimana aku sampai hati menjuhkan daripadaku orang-orang yang yang telah beriman dan menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan diantara di kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku dalam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku. Dan bagaimanakah aku dapat mempertanggung jawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka terhadap Allah bila mereka mengadu bahwa aku telah membalas kesetiaan dan ketaatan mereka dengan sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan tunduk kepada persyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dapat diterima oleh akal dan fikiran yang sehat. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang bodoh dan tidak berfikiran sehat.
Pada akhirnya, karena mereka tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan dialog dengan beliau, maka berkatalah mereka: "Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bemujadalah dan berdebat dan cukup berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan itu. Kami tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan adat istiadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan berdebat dengan kami. Datangkanlah apa yang engkau benar-benar orang yang menepati janji dan kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam kenyataan. Karena kami tetap masih belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu".

Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya

Nabi Nuh berada ditengah-tengah kaumnya selama 950 tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninggalkan pemyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang Maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syari'at dan agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya, mengangkat derajat manusia yang tertindas dan lemah ke tingkat yang sesuai dengan fitrah dan qodratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan congkak yang melekat pada para pembesar kaumnya dan mendidik agar mereka berkasih sayang, tolong menolong diantara sesama manusia. Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyadarkan dan menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya, bertauhid dan beribadah kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai 100 orang, walaupun ia telah melaksanakan tugasnya dengan segala usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan caci maki kaumnya, karena ia mengharapkan akan datang masanya dimana kaumnya akan sadar diri dan datang mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesadaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurang dan bahwa sinar iman dan takwa tidak akan menembus dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan iblis. Hal mana Nabi Nuh membawa firman Allah yang bermaksud: "Sesungguhnya tidak akan seorang daripada kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka janganlah engkau bersedih hati karena apa yang mereka perbuatkan".
Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar menurunkan adzab-Nya atas kaumnya yang keras kepala seraya berseru: "Ya Allah! Janganlah Engkau biarkan seorangpun daripada orang-orang kafir itu hidup dan tinggal diatas bumi ini. Mereka akan berusaha menyesatkan hamba-hambaMU, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir seperti mereka".
Do'a Nabi Nuh dikabulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam.

Nabi Nuh Membuat Kapal

Setelah menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal, segeralah Nabi Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bahan yang diperlukan untuk maksud tersebut, kemudian dengan mengambil tempat diluar dan agak jauh dari kota dan keramaiannya mereka dengan rajin dan tekun bekerja siang dan malam menyelesaikan pembuatan kapal yang diperintahkan itu.
Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya agar dapat bekerja dengan tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembuatan kapalnya namun ia tidak luput dari ejekan dan cemoohan kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja pembuatan kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olok dengan mengatakan: "Wahai Nuh! Sejak kapan engkau telah menjadi seorang tukang kayu dan pembuat kapal? Bukankah engkau seorang Nabi dan Rasul menurut pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi seorang tukang kayu dan pembuat kapal. Dan kapal yang engkau buat itu ditempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu untuk ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yang akan menarik kapalmu ke laut? ".
Dan lain-lain kata ejekan yang diterima oleh Nabi Nuh dengan sikap dingin dan tersenyum seraya menjawab: "Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jika kamu sekarang mengejek dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya kelak bagi kami untuk mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak untuk apa kapal yang kami siapkan ini. Tunggulah saatnya adzab dan hukuman Allah menimpa atas dirimu".
Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan alat pengangkutan laut pertama didunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah: "Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda daripada-Ku maka segeralah angkut bersamamu didalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah 2 pasang dari setiap jenis makhluk yang ada diatas bumi dan berlayarlah dengan izin-Ku".
Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang deras dan dahsyat yang dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa menggenangi dratan yang rendah maupun yang tinggi sampai mencapai puncak bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dari air banjir yang dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.
Dengan iringan "Bismillah majraha wa mursaha" berlayarlah kapal Nabi Nuh dengan cepatnya menyusuri lautan, menantang angin yang kadang kala lemah lembut dan kadang kala ganas dan ribut. Dikanan kiri kapal terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang tinggi berusaha menyelamatkan diri dari cengkaman maut yang sudah sedia menerkam mereka didalam lipatan gelombang-gelombang itu.
Tatkala Nabi Nuh berada diatas geladak kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan diatas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh putra sulungnya yang bernama "Kan'aan" timbul tenggelam dipermainkan oleh gelombang yang tidak menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang sedang menerima hukuman Allah itu. Pada saat itu tanpa disadari, timbullah rasa cinta dan kasih sayang seorang ayah terhadap putra kandungnya yang berada dalam keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang.
Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat suaranya memanggil putranya: "Wahai anakku! Datanglah kemari dan gabunglah dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau menjalani hukuman Allah". Kan'aan putra Nabi Nuh yang tersesat dan telah terkena racun rayuan syaithan dan hasutan kaumnya yang sombong dan keras kepala itu menolah dengan keras ajakan dan panggilan ayahnya yang menyayanginya dengan kata-kata yang menentang: "Biarkanlah aku dan pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung diatas geladak kapalmu, aku dapat menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung diatas bukit yang tidak akan dijangkau oleh air banjir ini".
Nuh menjawab: "Percayalah bahwa tempat satu-satunya yang dapat menyelamatkan engkau ialah bergabung dengan kami diatas kapal ini. Masa tidak akan ada yang dapat melepaskan diri dari hukuman Allah yang telah ditimpakan ini kecuali orang-orang yang memperoleh rahmat dan ampunan-Nya".
Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya, tergelincirlah kebawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu.
Nabi Nuh bersedih hati dan berduka cita atas kematian putranya dalam keadaan kafir tidak beriman dan belum mengenal Allah. Beliau berkeluh kesah dan berseru kepada Allah: "Ya Tuhanku! Sesungguhnya putraku itu adalah darah dagingku dan adalah bagian dari keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalah janji benar dan Engkaulah Maha Hakim Yang Maha Berkuasa". Allah berfirman: "Wahai Nuh! Sesungguhnya dia putramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena ia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir daripada kaummu. Coretlah namanya dari daftar keluargamu. Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku dapat engkau masukkan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya dan terjamin keselamatan jiwanya. Adapun orang-orang yang mengingkari risalahmu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan walau mereka berada di puncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh".
Nabi Nuh sadar segera setelah menerima teguran dari Allah bahwa cinta kasih sayangnya kepada anaknya telah menjadikan ia lupa akan janji dan ancaman Allah terhadap orang-orang kafir termasuk putranya sendiri. Ia sadar bahwa ia tersesat pada saat ia memanggil putranya untuk menyelamatkannya dari bencana banjir yang didorong oleh perasaan naluri darah yang menghubungkannya dengan putranya padahal sepatutnya cinta dan taat kepada Allah harus mendahului cinta kepada keluarga dan harta benda. Ia sangat menyesalkan kelalaian dan kelupaannya itu dan menghadap kepada Allah memohon ampun dan maghfirah-Nya dengan berseru: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaithan yang terkutuk, ampunilah kelalaian dan kelupaanku sehingga aku menanyakan sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, niscaya aku menjadi orang yang rugi".
Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan hukum Allah, surutlah lautan air diserap bumi kemudian bersandarlah kapal Nuh diatas bukit "Judie" dengan iringan perintah Allah kepada Nabi Nuh: "Turunlah wahai Nuh ke darat, engkau dan para mukminin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi barokah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yang menyertaimu".

Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran

Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dari ayat 1 sampai 28, juga dalam surah Hud ayat 27 sampai 48 yang mengisahkan dialog Nabi Nuh dengan kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa kaumnya.


Pelajaran Yang Terdapat Dari Kisah Nabi Nuh AS


Bahwasanya hubungan antara manusia yang terjalin karena ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan lebih berkesan daripada hubungan yang terjalin karena ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah dikeluarkan dari hubungan keluarga ayahnya karena ia menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya.
Maka dalam pengertian inilah dapat difahami firman Allah dalam Al-Quran yang bermaksud: "Sesungguhnya para mukmin itu adalah bersaudara". Demikian pula hadist Rasulullah yang bermaksud: "Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia mencintai saudaranya yang beriman sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri". Juga peribahasa yang berbunyi: "Adakalanya engkau memperoleh seorang saudara yang tidak dilahirkan oleh ibumu

FORMASI BARCELONA

 

Barcelona 2011 – 2012

Didirikan pada 1899 oleh 12 pemain sepak bola berasal dari Swiss, Inggris, dan Spanyol dibawah pimpinan Joan Gamper. FC Barcelona memiliki motto “Barca bukan hanya sekedar klub” (El Barça, és més que un club) serta memiliki himne yang berjudul “El Cant del Barca” yang diciptakan oleh Jaume Picas and Josep Maria Espinàs. Tidak seperti klub sepak bola pada umumnya, FC Barcelona benar-benar milik dan dioperasikan oleh para suporternya. Stadion utamanya berada di Camp Nou, Barcelona.

Skuad Nama Pemain Barcelona 2012

Formasi Barcelona : 4-3-3
Kiper – Skuad Nama Pemain Barcelona 2012
13 Pinto Spanyol
Victor Valdés 1 Spanyol
Defender (Pemain Belakang) – Skuad Nama Pemain Barcelona 2012
22 Éric Abidal Prancis
21 Adriano Brasil
24 Andreu Fontàs Spanyol
2 Dani Alves Brasil
19 Maxwell Brasil
3 Pique Spanyol
5 Puyol Spanyol
Gelandang (Pemain Tengah) – Skuad Nama Pemain Barcelona 2012
20 Ibrahim Afellay Belanda
16 Busquets Spanyol
18 Jonathan dos Santos Meksiko
4 Cesc Fabregas Spanyol
Aliaksandr Hleb Belarus
8 Iniesta Spanyol
15 Seydou Keita Mali
14 Javier Mascherano Argentina
11 Thiago Spanyol

Striker (Penyerang) – Skuad Nama Pemain Barcelona 2012
7 David Villa Spanyol
Keirrison Brasil
sumber : www.formasibarcelona.com
DARI : NOVIAN INDRA LESMANA

" MULAILAH DENGAN HATI BERSIH "


   Pernahkah mengalami, sepanjang hari kita uring-uringan, dan semua hasil pekerjaan tidak ada yang sesuai dengan keinginan kita? Kadang-kadang saat kita sudah bersiap mau berbelanja, muncul perasaan yang tidak nyaman, dan kalau dipaksakan berangkat, biasanya hasilnya tak memuaskan?
   Marilah kita mencoba melakukan perenungan, kapan saat-saat munculnya permasalahan di atas? Apakah kalau kita sedang terburu-buru, banyak pekerjaan, banyak masalah yang lagi dipikirkan, atau badan kita lagi kurang sehat?
   Sebetulnya kita telah mendapatkan falsafah kehidupan yang sangat baik…ngono yo ngono ning ojo ngono…..artinya segala sesuatu tidak boleh berlebihan. Sebagai muslim saya wajib melakukan ibadah sholat 5 (lima) kali sehari. Dan sebetulnya setiap kita ada masalah, dan sulit dipecahkan, telah ada aturannya, yaitu memohon dan pasrah kepada Allah swt, yang akan membuat hati kita tenang. Saya akan mencoba menguraikan mengapa saya memilih judul di atas.
  • Pagi hari adalah waktu yang paling bersih
   Siapapun pasti setuju bahwa pagi hari adalah waktu yang paling segar, udara belum berpolusi, kendaraan masih jarang berlalu lalang sambil menyemprotkan asap knalpotnya. Sebelum fajar menyingsing, kaum muslim telah memulai sholat Subuh, disini kita berterima kasih karena telah dikaruniai tambahan waktu kehidupan, dan semoga hari ini berjalan lancar. Sesudah sholat kita berdoa, karena sholat tanpa doa ibarat orang menyiram tanaman tanpa diberi pupuk. Saat datang kekantor, dan sebelum memulai pekerjaan, kita masih bisa melakukan sholat Sunnah yaitu Dhuha, intinya kita memohon rejeki dan perlindungan pada Allah swt, semoga kita dilindungi dalam melakukan pekerjaan, karena bekerja adalah ibadah dan jabatan adalah amanah.
  • Siang hari adalah waktu bekerja, belajar, dan setiap kekhilafan segera dilakukan koreksi.
   Siang sampai sore bahkan kadang-kadang sampai malam, kita bekerja keras. Diantara waktu kerja kita tidak boleh melupakan sholat, karena pada saat sholat ini, kita memohon ampun dan semoga bila ada kesalahan dalam pekerjaan, kita masih diberi waktu untuk memperbaikinya.
   Saya pernah bekerja dibidang yang risikonya tinggi, setiap kesalahan berakibat fatal. Saat pertama kali mendapat surat keputusan untuk pindah ke bidang ini, saya sempat lemes, namun mengingat bahwa jabatan adalah amanah, saya berusaha tegar, dan ternyata saya mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan. Karena sejak awal menyadari bahwa risiko tinggi, setiap langkah selalu dikaji, bahkan didiskusikan dulu dengan bagian legal, akibatnya pemahaman dan pengetahuan saya dibidang legal meningkat pesat. Saya sendiri menjadi orang yang sadar risiko, karena saya menjadi tahu titik-titik mana yang bisa berakibat risiko. Jadi betul seperti kata pepatah, bahwa di setiap langkah atau keputusan, selalu ada hikmahnya.
  • Malam hari adalah waktu yang baik untuk berdoa, dan meningkatkan kepasrahan kepada Allah swt.
   Pada malam hari, saat kita sudah kelelahan setelah sehari bekerja keras, dan terjebak dalam kemacetan rimba raya Jakarta, maka kita jangan lupa berdoa, semoga Allah swt melindungi kita dari kesalahan yang kita lakukan hari itu. Dan bila kita tanpa sengaja melakukan kesalahan, semoga masih diberi kesempatan untuk memperbaiki keesokan harinya.
   Saya ingat pesan bapak SH (mantan Dirut Bank BNI): “Bekerja keraslah sepanjang hari untuk memajukan perusahaan/organisasi, dan pada saat jam 10 malam sebelum tidur, sholat dan berdoa kepada Allah swt agar apa yang kita kerjakan hari ini diridhoi oleh Allah swt, serta kita pasrah kepada Allah swt bahwa kita telah bekerja maksimal”
   Dengan dilandasi hati bersih dan pasrah kepada Allah, maka malam itu kita bisa tidur nyenyak tanpa pernah kawatir apa yang akan terjadi. Nilai kepasrahan ini sangat tinggi, karena kalau kita kawatir, maka sepanjang malam bisa bolak balik ganti posisi tanpa bisa tidur nyenyak, yang berakibat masalah yang diatasi makin kelihatan sulit karena badan kita lelah kurang tidur. Dengan kepasrahan, tanpa lupa berdoa kepada Allah swt, maka kita akan nyenyak tidur dan bangun di pagi hari dengan badan segar dan siap bekerja keras.
   

Jumat, 27 Januari 2012

CERPEN " DAHSYATNYA DOA SEORANG IBU "



     Alkisah pada masa Rasulullah, terdapat seorang sahabat yang bernama Al Qomah. Sahabat alim ini dikenal sangat taat dalam menjalankan ibadah khususnya sholat. Setiap Rasulullah sholat pasti beliau selalu menjadi makmum dibelakangnya. Tetapi malang, menjelang akhir hidupnya, Al Qomah mengalami cobaan berat. Disaat-saat sakaratul maut, lidahnya begitu berat untuk mengucapkan dua kalimat syahadat, meskipun berkali-kali Rasulullah menuntunnya. Sehingga akhirnya Rasulullah memanggil istri Al qomah dan menanyakan keberadaan ibu Al Qomah. Ternyata ibu al Qomah masih hidup dan tinggal di sebuah kota. Dengan segera Rasulullah mendatangi dan menemui ibu Al Qomah.
    Rasulullah menceritakan bagaimana kondisi Al Qomah. Ibu tersebut tidak menunjukkan reaksi apapun bahkan menyumpahinya. Setelah Rasulullah berdialog dengan ibu Al Qomah, barulah beliau memahami ternyata ibu tersebut memiliki sakit hati pada putranya. Setelah berkeluarga, Al Qomah tidak lagi memperhatikan hak-hak ibunya. Dengan bujukan Rasulallah, akhirnya hati ibu tersebut luluh juga dan memaafkan putranya. Dengan ketulusan hati ibunya memaafkan kesalahannya, akhirnya Al qomah dapat mengucapkan dua kalimat syahadat dan meninggal dunia dengan khusnul khotimah.
   Subhanallah……kisah diatas adalah pelajaran dan hikmah yang sangat berharga bagi kita sebagai seorang anak untuk lebih berhati-hati dalam menjaga hubungan kita dengan orang tua kita khususnya ibu kita. Kesalahan sekecil apapun menurut pandangan kita ternyata dapat berdampak besar bagi diri kita ketika ibu kita tidak ridho terhadap apa yang kita perbuat.
   Kisah tersebut juga menunjukkan begitu dalamnya kasih seorang ibu. Dengan alasan apapun, jauh dilubuk hatinya yang paling dalam tidak ada kata benci pada anaknya sekalipun seorang ibu terdholimi oleh perilaku anaknya.
   Dalam kisah-kisah yang lain, baik kisah nyata ataupun dongeng, kedasyatan doa seorang ibu mampu mengalahkan urusan apapun di dunia ini. Karena dalam keridhoan seorang ibu pada anaknya sudah pasti terdapat ridho Allah. Bahkan keridhoan Allah kepada orang yang memuliakan ibunya tidak pernah mendatangkan kerugian, justru akan membuahkan keberuntungan baik di dunia maupun diakhirat.
   Kisah pemuda yang hidup didalam kubah terbuat dari batu permata di dasar samudra pada jaman Nabi Sulaiman (baca cerita ba’da isya’) adalah bukti bahwa Allah memberikan kenikmatan yang luar biasa kepada anak yang berbakti kepada ibunya. Tidak ada doa yang tidak dikabulkan oleh Allah dari seorang ibu yang ridho kepada anaknya. Dengan kata lain doanya seorang ibu sangat “manjur” dan akan menentukan masa depan anaknya.
AMAL TERBAIK DALAM HABLUMMINANNAS
   Begitu urgennya perkara ini (berbakti pada orang tua), dalam Al Qur’an surat Al Baqarah : 83 perintah ihsan (baik) pada orang tua menempati posisi kedua sesudah perintah beribadah kepada Allah atau larangan mempersekutukan Allah. Bahkan Allah meletakkan perintah terima kasih kepada orang tua setelah terima kasih kepada Allah (QS. Luqman : 14).
   Tingginya kedudukan berbakti kepada orang tua menyebabkan durhaka pada orang tua termasuk dalam dosa besar kedua setelah syirik (HR. Bukhari dan Muslim).
   Pembaca yang budiman, siapapun dan apapun jabatan kita saat ini apakah kita seorang pengusaha sukses, pejabat tinggi, direktur, entertainment dsb, status kita sebagai seorang anak tidak akan pernah berubah dimata ibu kita. Dibalik kebesaran diri kita, kita tetaplah sebagai seorang anak yang sampai kapanpun membutuhkan seorang ibu. Sadar ataupun tidak sadar, menjadi apa kita saat ini adalah karena peran, hasil ikhtiar dan doa orang tua kita dalam membesarkan, mengasuh dan mendidik kita selama ini.
   Kesuksesan kita menjadi seorang pribadi unggul merupakan kerja keras orang tua kita dalam mencetak diri kita. Tanpa tekad dan semangat orang tua dalam membina anak-anaknya, kita ini tidak memiliki arti apapun dihadapan manusia maupun Allah.
   Pengorbanan orang tua tidak akan pernah sebanding dengan pengorbanan yang kita lakukan untuk mereka. Sebesar apapun harta yang kita keluarkan, tidak akan pernah mampu menggantikan cucuran keringat dan kelelahan orang tua kita.
   Begitu naifnya, kesibukan kita terhadap berbagai urusan sering menyebabkan kita tidak bisa menjadi pelayan yang terbaik bagi orang tua kita, khususnya dihari-hari tuanya, padahal selama ini mereka selalu siap melayani kita kapanpun, disaat longgar maupun sempit, susah maupun senang.
   Yang lebih mengagumkan, dihari tuanya tersebut dimana tiada harta dan tenaga yang besar, mereka tidak pernah berhenti untuk mendukung kesuksesan kita melalui doa-doanya, sementara kita terkadang lupa untuk mendoakannya, kita bahkan terburu-buru beranjak untuk segera mengerjakan pekerjaan kita setelah menunaikan ibadah sholat. Astagfirullahaladzim…..Ya Allah… ampunilah kami yang telah mendholimi ibu dan bapak kami….
INSAN BERTAGWA KUNCI KEBAHAGIAAN ORANG TUA
   Abdurrahman bin Mas’ud pernah bertanya pada Rasulullah mengenai amal yang paling disukai oleh Allah. Rasullullah menjawab,”Sholat pada waktunya.”Dan setelah itu,”berbuat baik pada orang tua”. Ini berarti bahwa berbakti pada orang tua merupakan amalan terbaik kedua setelah sholat tepat waktu.
   Kasih ibu (bapak) yang tidak terhingga kepada kita tidak akan pernah terbalaskan. Tidak ada sesuatu yang paling menggembirakan ibu dan bapak daripada melihat anaknya dapat menyenangkan hati, berbakti, taat, sopan santun dan cerdas. Begitu pula sebaliknya tiada sesuatu yang lebih menyedihkan hati mereka daripada melihat anaknya durhaka, pembangkang, tidak sopan dan bodoh.
   Kesholihan diri kita adalah penghibur hati sekaligus menjadi penolong bagi ibu bapak (kelak ketika mereka meninggal ) kita. Dengan predikat kita saat ini, tanpa pangkat “sholih” hanya akan menyengsarakan ibu bapak kita. Kita akan selalu menjadi beban bagi hari tua mereka.
   Pembaca yang budiman, yakinlah, ketika kita berbuat baik kepada ibu bapak kita, Allah pasti akan menjadikan anak-anak kita kelak berbuat baik pula pada kita. Kebahagiaan yang kita berikan kepada ibu bapak kita saat ini, kelak akan kita tuai dengan kebahagiaan yang akan diberikan oleh anak-anak kita. Keikhlasan kita merawat dan mengasihi ibu bapak kita akan membuahkan keikhlasan anak-anak kita dalam merawat dan mengasihi kita. Sungguh….Allah yang rahman dan rahim adalah Maha Adil…
   “Allahu robbi…ampunilah kami yang sampai saat ini belum bisa membahagiakan ibu bapak kami. Lindungilah ibu bapak kami dalam naungan kasih sayangmu yang Maha Luas dan masukkanlah mereka dalam surgaMu yang berlimpah kenikmatan dan kebahagiaan yang abadi”
Special for my mother and father
don’t cry, I always love you…. forever

SInar Doa

SINAR DOA

Heningnya Malam, disaat aku beranjak menuju sebuah ruang yg dulu dihiasi canda tawa dn Kasih cintanya untkKu.
Seketika aku terpaku melukis bayangnya dn kurasakan setitik raut senyumnya dalam kalbuku.
Senyumnya begitu terasa getarkan jiwa, hingga tetesan kalbu mengalir diwajahku.

Aku terpaku memandang wajah kakunya,Aku terpaku oleh Egoku,angkuhku yg dulu kerap hiasi jiwaku dn kerap hadirkan tetesan air suci dari parasnya.
Angkuhku yg kerap terucap padanya namun tak sedetikpun sinar Restunya hilang dalam jiwaku.
Hinanya aku saat mengingat kalimatku yg meninggi kepadanya,Hinanya aku ketika mengingat amarahku menembus ruang jiwanya yg meraung memandangku.

Sungguh hinanya aku mengingat ia yg merindukanku namun tak sedetikpun Waktuku kusempatkan menyapa Kerinduan jiwanya.
Ya Tuhan Ampunilah Hamba,Hamba yg durhaka kepadanya,hamba yg merasa Waktu hamba lebh berharga dari senyuman dn Kerinduannya kepada hamba.Hamba yang mengabaikan cahaya kebahagiaan dijiwa ini.
Hamba yg telah ternoda oleh gemerlap kebahagiaan dunia yg dihiasi perhiasan semu.

Terimalah ia disisimu Tuhan,Aku Mohon Sampaikanlah Sinar Doa tulusku ini untknya.
Sampaikanlah Kerinduanku kepadanya.
Agar aku dapat merasakan keindahan senyuman diJiwanya meskipun hanya lewat LelapKu..

Selamat Datang Di blog Kelas Sembilan Empat