Judul Blog

Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net

sd

Bckground slide

Change Background of This Blog!


Pasang Seperti Ini
Tampilkan postingan dengan label koko hernoko. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label koko hernoko. Tampilkan semua postingan

Rabu, 21 Maret 2012

CERITA MISTIS

Kejadian ini sudah belangsung sekitar 2 tahun yang lalu, sebenarnya saya juga segan menceritakan hal ini, karena kuatir dianggap mengada-ada, tapi ini cerita sebenarnya.

Saya seorang yang tidak percaya sama hal2 mistis atau gaib, meskipun sudah pernah mengalami kejadian tsb, saya juga masih tidak percaya hal-hal begitu sampai sekarang.

Di komplek perumahan yang saya tinggal, kami membangun sebuah pos untuk warga berkumpul, dan kami sering berkumpul hingga larut malam, kadang sampai jam 2 pagi, ngobrol-ngobrol dll.  Tapi kami tidak pernah siskamling komplek, karena ada petugas security yg sudah menjadi tugasnya.

Tapi pada malam itu, entah kenapa kami iseng keliling, waktu itu jam menunjukkan antara pukul 24 - 01 tengah malam, saya beserta 3 teman lainnya, salah seorang yg bernama Karim, badannya sangat gemuk, kira2 120 kg beratnya, kami memulai dari gang sebelah pos, baru berjalan kira2 50 meter (sekitar 8 rumah), dalam suasana gelap, kami melihat sesuatu dibawah pohon, kami pikir itu anjing, kami dekati, tapi tiba-tiba dia merintih....

"Ampuuuuunn....ampuuunnnnn........"

Waks!.... semua langsung langkah seribu...!!! Kabur....!!! si Karim, larinya paling kencang di depan (sampai skr gw masih heran, kok bisa dia yg paling kencang larinya).  Sesampai di pos, semua terheran2 lihat kita teriak2.  Setelah kami ceritakan, kita datangi rame2 (beraninya rame2 yah...), dan pada bawa kayu.  Setelah mendekat, ternyata ada seorang perempuan sedang menyembah2 dibawah pohon, sambil merintih ampun..ampun..  dan setelah diperhatikan lagi, ternyata dia adalah pembantu RT nya teman aku, ko Acin yg biasanya sering ikut ngumpul di pos, tp pd hari itu dia di rumah.  Setelah rumahnya di gedor, dan dicek, kami semua terheran2, bagaimana itu pembantu bisa keluar dari rumah? Pagar, pintu dalam keadaan terkunci dan kuncinya masih ada didalam.

Kejadian ini tidak berhenti pada hari itu saja, beberapa hari kemudian, kami menemukan dia ada didalam rumah kosong, 2 rumah dari rumah majikannya, petugas keamanan kami panggil, untuk mendobrak jendela rumah itu, entah bagaimana dia bisa masuk, yg jelas sebelum mendobrak jendela, kita sudah periksa jalan masuknya dia, tetapi semua dalam keadaan terkunci, dan rumah majikannya jg dalam keadaan terkunci rapi, dan kunci ada di dalam.  Demikian pula, beberapa hari kemudian lagi, kami menemukan dia jam 10 malam di rumah kosong itu lagi dalam keadaan basah kuyup dan badan penuh cakaran, sewaktu di tanyakan kenapa kok basah kuyup dan penuh cakaran, dia bilang dia diceburin kedalam bak penampungan air oleh istrinya "siluman penjaga", katanya silumannya berbentuk siluman ayam  dan badannya dicakar2 oleh si "istri", sebab si istri marah karena si "suami" bermaksud menjadikan dia istri.

Selang seminggu, kami sedang cerita2 kejadian ini, dan ada seorang teman, Felix, yg tidak percaya sambil mengejek2 kami, belum 1 menit dia mengejek, tiba2 dari dahinya mengeluarkan darah, dan tambah lama tambah deras, dia segera pulang dan mengompres pake es batu, di kasih macam2, termasuk  bubuk kopi, dan 1/2 jam keluar lagi ke pos masih dg dahi dan kaus yg masih berdarah2 minta diantar ke Rumah Sakit, kami antar ke RS Pantai Indah Kapuk, ketika di RS, pendarahan sudah berhenti.  Ketika kami berbicara ttg keanehan ini sambil menunggu kemungkinan darah keluar lagi di UGD, tiba2 si suster ikut nimbrung; "Bapak percaya tidak dg hal2 yg gaib? Soalnya dahinya bapak tidak ada bekas luka sama sekali, tadi sudah di cek sama dokter dan dokter jg bingung..."

PUISI KU

Ku hitung mata kaki
Ku pandang mata kaki
Tak bisa diri ini ungkapkan hati
Hantarkan kata lewat puisi
Siapa tau syair ini bawamu cintaku
Rindu,cinta,rasa ini menyatu menjadi satu
Inginku kata mesra untukmu
Tapi apa daya,..!!!
Langkahku terhenti
Oleh sebuah cahaya padam

Kamis, 02 Februari 2012

aku pasti kembali

Panas berdenyar-denyar membakar kulit. Di luar sana, daun-daun pohon jambu jatuh satu per satu. Tiga ekor kumbang hitam bercinta dengan tetesan air dari balkon yang sejak setahun lalu tersumbat. Panas garang tidak ada bedanya. Dari ujung balkon itu, air hujan sisa kemarin tetap berderai.
Laki-laki masa lalu itu, berbaring diam. Dia masih bermain-main dengan si Orhan kecil. Sejak pagi, bersama Orhan dia menyetubuhi jalan-jalan utama Istanbul itu. Khusuk, hening dan diam, seperti biasanya.
Siang baru saja datang. Tapi bau purnama sudah tercium sejak tadi. Malam nanti adalah hari ketiga belas dalam bulan ini. Dangau kecil belum kami perbaiki. Dari sela atap rumbianya, kita bisa menikmati bintang.
Orhan tidak bisa berhenti. Dia melompat dari satu jalan ke jalan lainnya. Kadang Orhan membayangkan ada Orhan yang lain di luar sana. Seperti memandang lukisan hitam putih, Orhan memandang Istanbul. Buram dan tidak dimengerti.
Dia mengoceh sendiri. Saya duduk tubir beranda dangaunya. Seperti dia, juga diam. Asyik mamainkan rambut yang mulai panjang. Dua kucing warna kuning berkelahi berebut tulang di depan pintu. Mengeong panjang. Menakutkan.
Baiknya saya kenalkan dia. Walau sering saya ceritakan, belum sekali pun saya sebutkan namanya. Dia punya banyak nama, namun bagi saya dia adalah Che yang kesepian.
Di kampung, dia dipangil Hujan. Saudara-saurannya mengenal sebagai Hafid. Saya juga pernah tahu, dia diimbau Camar. Sebelumnya, juga ada Aga. Entah kenapa dia suka mengubah nama.
Aku ingin mengubur masa lalu. Kata itu pernah diucapkannya 9 tahun lalu. Waktu itu dia baru dikenal sebagai Hafid dan Camar.
Sedang saya, tidak perlu diceritakan. Saya sudah ungkap sedikit kisah di laman ini. Jika anda sabar, ada banyak cerita tentang kami. Bagaimana asal usul kami. Takdir apa yang mempertemukan saya dengan laki-laki masa lalu itu. Laki-laki daun lontar.
Siang makin tinggi. Panas tidak segarang tadi. Waspadai El Nino, judul koran tiga hari lalu.
Alam ini sudah rusak. Kita pelakunya. Bukan kebodohan, karena kita tidak punya itu. Tapi keserakahan yang naif. Kamu jangan herankan panas. Dia akan tetap seperti ini untuk waktu yang lama. Ini bukan akhir, bahkan awal saja belum dimulai.
Aha.. Kamu sudah menjadi ahli astronomi kiranya. Saya candai dia. Namun tidak ada lagi jawaban. Saya mahfum, dia kembali menggeluti Orhan.
Bosan menunggu dia lontarkan pernyataan sarkas, saya memilih berdiri. Mencabuti duri-duri yang menusuk-nusuk awan. Langit mulai gelap. Di ufuk barat, mega merah muda menyungkup laut. Burung-burung pulang. Sekawanan murai batu berkicau nyaring mengabarkan malam.
Purnama sudah hampir penuh, 13 Ramadhan malam ini. Saya tidak bisa pejamkan mata. Angin mendesau mengusik telinga saya. Dari dangau sebelah, lamat-lamat terdengar suara seraknya menirukan duo vokal Pasto, Rayen dan Meeltho menyenandungkan Aku Pasti Kembali.

Selamat Datang Di blog Kelas Sembilan Empat